Maksud kutipan ialah supaya karya tulis saudara menjadi lebih jelas, dan kesimpulan menjadi lebih kuat. Maka kutipan langsung diperlukan jika penulis tidak dapat mengungkapkan maksud dari suatu sumber asli lebih jelas lagi, atau dalam kasus-kasus tertentu di mana pembaca harus mengetahui kata-kata sumber asli dengan tepat, misalnya keputusan dalam notulen atau pendapat yang akan dinilai dan diuraikan secara terperinci.
Saudara tidak boleh merangkaikan kutipan yang dihubungkan dengan beberapa kata saja. Ini tidak akan mungkin terjadi jika kalau saudara mencari pokok baru dan mengutamakan usaha untuk mencari penemuan baru.
Jangan lupa bahwa kutipan saja belum tentu berisi fakta, karena kutipan dapat bersifat pendapat tanpa dasar-dasarnya.
Kutipan yang menyalin sumber asli secara persisi di sebut kutipan langsung.
Kalau kutipan langsung tidak lebih dari 3 atau 4 baris saja, cara mengutip adalah memakai tanda petik (), dan seluruh kutipan diketik 2 spasi seperti biasa.
boleh menjadi sebagian dari kalimat dengan referensi di belakang, asalkan tata bahasa tidak janggal.(Sutikno 1966, hlm. 24)
mengutip beberapa kata dari kalimatdan memberi referensi di belakang kalimat. (Sutikno 1966, hlm. 31)
Kutipan dapat menjadi kalimat sendiri yang lengkap dengan tanda petik, tanda titik, dan referensi.(Sutikno 1966, hlm. 26)
Kalau sebuah kutipan langsung melebihi tiga atau empat baris atau melebihi 100 kata, maka audara memakai system kutipan panjang. Karya tulis diketik dua spasi seperti biasa kecuali kutipan panjang yang diketik satu spasi saja, dengan pinggiran di sebelah kiri halaman sebesar empat huruf kosong dari ruang kutipan.
Kutipan tepat harus disertai referensi dalam tanda kurung. Adapun contoh di bawah ini. (Lorem ipsum
hanya sebagai contoh.):
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Nunc pulvinar sapien et ligula ullamcorper malesuada proin libero nunc. Facilisi etiam dignissim diam quis enim lobortis scelerisque fermentum. Lorem ipsum dolor sit amet consectetur. Diam maecenas ultricies mi eget mauris pharetra et ultrices. Aliquam id diam maecenas ultricies. Mattis vulputate enim nulla aliquet porttitor lacus luctus accumsan tortor. Tempus iaculis urna id volutpat lacus laoreet non. Ipsum faucibus vitae aliquet nec ullamcorper sit amet. Odio pellentesque diam volutpat commodo sed. Sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes. (Suwarno 1973, hlm. 28)
Tanda titik dua (:) boleh dihilangkan kalau tata bahasa kalimat saudara disesuaikan dengan tata bahasa kalimat kutipan.
Saudara boleh juga mengungkapkan sebagian dari karya tulis lain dalam kata-katanya sendiri. Ini disebut kutipan tidak langsung.
Kutipan tidak langsung cocok bila sumber asli kurang ringkas atau simpang siur, atau hanya satu unsur yang releven untuk karya tulis Saudara.
Kutipan tidak langsung masih memerlukan referensi seperti biasa, karena informasinya diambil dari sumber lain. Penempatan referensi harus menunjukkan kepada pembaca bagian mana yang dipinjam dan mana yang asli dari saudara. Contoh:
Suwarno menekankan bahwa permulaan kutipan tidak langsung harus sangat jelas supaya pembaca dapat membedakan pendapat penulis dari sumber yang dikutip. (1984, hlm. 33) Apabila penulis melalaikan aturan ini, maka tidak mustahil pembaca menafsirkan bahwa kutipan tersebut disalahgunakan.
Pada prinsipnya, saudara tidak boleh merubah isi atau maksud kutipan. Selain itu, saudara bertanggung jawab untuk memberi konteks yang tidak memungkinkan pemahaman yang berbeda dari maksud penulis asli. Kesalahan dalam hal ini biasanya mudah dikenali oleh dosen dan dianggap kesalahan besar. Yang sering terjadi adalah salah tik dan tanda tulis yang keliru dalm proses penyalinan. Kadang-kadang, yang terhilang adalah sebagian dari kutipan, atau kata-kata kunci seperti tidak.
Apabila ejaan lama, tata bahasa yang janggal, ejaan keliru, salah cetak dan lain sebagainya terdapat dalam sumber asli. Dampak, semuanya masih harus disalin dengan tepat ke dalam kutipan langsung, dan tidak boleh dikoreksi. Yakni, kutipan langsung memungkinkan pembaca membaca teks yang sesuai dengan sumber asli.
Namun demikian, ada lima cara merubah kutipan yang diperbolehkan. Perhatikanlah bahwa lima perubahan ini selalu menjaga keaslian dari sumber asli.
Tanda titik tiga
Sebagian dari kutipan yang kurang releven boleh diganti dengan tanda titik tiga ( … ) asalkan arti penulis tidak diubah dan tata bahasa masih baik. Kalau satu komapun hilang, maka penulis makalah masih harus memberi tanda titik tiga.
Jenis contoh | Contoh |
---|---|
Titik tiga dalam kalimat | Sutomo menjelaskan, untuk melaksanakan tugas ini, … guru harus menyiapkan bahan pendidikan untuk setiap tahap perkembangan anak.(1971, hlm. 24) |
Titik tiga di antara kalimat | Setiap anak berbeda … . Bahan yang disiapkan menurut golongan anak biasanya cocok untuk setiap anak dalam masing-masing golongan.(Sutomo 1971, hlm. 25) |
Titik tiga di akhir kalimat | Sesudah bahan pendidikan selesai ditulis, bahan itu harus diuji-coba di bawah pengawasan staf sebelum masuk tahap percobaan di sekolah …(Sutomo 1971, hlm. 25) |
Tanda penghubung
Kalau kata-kata diputuskan di akhir baris dengan tanda penghubung (-), maka tanda penghubung boleh dihilangkan bila dikutip. Contoh:
… apa yang dilaksanakan-nya …
… apa yang dilaksanakannya …
Dewan pengurus memutuskan un-tuk mengadakan survei …
… Dewan pengurus memutuskan untuk mengadakan survei …
Pengecualian ialah tanda penghubung yang masih diperlukan, sehingga tidak boleh dihilangkan. Contoh:
mereka berbincang-bincang.
mereka berbincang-bincang.
Selama di lapangan, tim mengamati kehidupan sehari-hari.
Selama di lapangan, tim mengamati kehidupan sehari-hari.
Kurung kotak
Cara lain untuk merubah kutipan langsung adalah tanda kurung kotak, agar saudara dapat menyisipkan sedikit keterangan sesuai dengan keperluan. Misalnya, penulis sewaktu-waktu harus menjelaskan apa atau siapa yang di maksudkan dengan ia
, -nya
, itu
, cara yang tersebut
, akronim, dsb. Sebenarnya kutipan sendiri tidak dirubah, hanya ditambah. Pembaca akan tahu bahwa isi kurung kotak itu tidak termasuk kutipan. Contoh:
ia [Priambodo] mengadakan seminar di Medan …
Dengan metode ini, semua golongan berhasil membina
Dengan metode ini [diskusi kelompok], semua golongan berhasil membina …
Sekretaris LPM menjadi penanggung jawab atas pelaksanaan proyek …
Sekretaris LPM [Lembaga Pelayanan Mahasiswa] menjadi penanggung jawab atas pelaksanaan proyek …
Kadang-kadang tulisan tangan dalam sumber asli menjadi kurang jelas sehingga ada dua ejaan, atau hampir tidak dapat dibaca. Saudara mungkin terpaksa memberi tanda tanya dalam tanda kurang kotak [?] atau bacaan alternatip dalam tanda kurung kotak lengkap dengan tanda tanya untuk menunjukan bahwa tulisan huruf atau kata kurang jelas. Yang penting bukan prosedur tertentu melainkan kejelasan maksud saudara dan penyampaian isi dari smber asli. Contoh:
Kira2 seratus lima puluh orang hadir di Musjawarah pertama itu. Suasanannja tjukup tegang karena ketua umum [mengundurkan?] diri dalam rapat persiapan sebelumnya.
(Dwinarto, 1956)
Pengindjil2 didesa-desa mendjadi [p]erintis utama, sebab anggota djema’at belu[m] ada kesadaran tentang kebutuhan [r]ochani tetangganya
(Suroso, 1961)
Sumber asli keliru
Kalau sumber asli keliru dalam pemakaian kata, tata bahasa atau ejaan, atau salah cetak, Saudara masih wajib mengutipnya secara persis sama dengan asli. Namun, Saudara boleh menulis [demikian] (atau [sic] yaitu bahasa Latin) sesudah kekeliruan itu supaya pembaca tahu bahwa asli yang keliru, dan bukan kutipan saudara.
Contoh:
Nilai-nilai yang rendah dalam program evaluasi belajar itu disababkan beberapa kekeliruan dalam penulisan ujian.
Nilai-nilai yang rendah dalam program evaluasi belajar disababkan [demikian] beberapa kekeliruan dalam penulisan ujian.(Sutopo 1983, hlm. 56)
Orang yg tinggal di pedalaman masih mempertahankan adat-istiadat.
Orang yg [sic] tinggal di pedalaman masih mempertahankan adat-istiadat. (Pesulima 1987, hlm. 8)
Bahasa lisan
Rekaman pidato, kuliah, atau wawancara, hampir mustahil dikutip persis sama dengan ucapan, karena bahasa lisan dan bahasa tertulis tidak sama. Contoh:
Kami sebagai aaa ketua yayasan aaa mengucapkan banyak [batuk] terima kasih kepada … .
Kami sebagai ketua yayasan mengucapkan banyak terima kasih kepada … .
Tekanan
Saudara boleh menekankan satu bagian kecil dalam kutipan dengan memberi huruf miring dan penjelasan huruf miring bukan asli
dalam referensi. Kutipan itu tidak boleh berisi huruf miring dalam penulis asli, supaya pembaca dapat membedakan di antara huruf miring saudara dan huruf miring penulis sumber asli. Contoh:
Sutomo menjelaskan, Untuk melaksanakan tugas ini, … guru harus menyiapkan bahan pendidikan untuk setiap tahap perkembangan anak.
(1971, hlm. 24. Tekanan bukan asli.)