Daftar Kepustakaan

Daftar kepustakaan biasanya bermaksud untuk memungkinkan pembaca mencari sumber yang persis sama dengan buku yang saudara pakai, atau mempertanggung jawabkan kutipan-kutipan yang tidak diterbitkan. Oleh karena itu, harus ada keterangan yang lengkap dan tertib untuk setiap sumber yang disebutan dalam referensi. Selain karya tulis yang dikutip secara langsung, daftar kepustakaan harus mencantumkan sumber yang tidak dikutip secara langsung, misalnya kutipan tidak langsung, dan sumber yang harus dilihat atau dibandingkan.

Tentang Halaman Judul

Halaman judul buku adalah halaman di depan buku yang isinya: judul buku, nama penulis, nama penerbit. Kadang-kadang tahun penerbitan dicantumkan di halaman judul. Kalau judul atau nama penulis berbeda dari judul atau nama penulis di sampul, ikutilah halaman judul.

Informasi lain yang diperlukan untuk menulis daftar kepustakaan dicantukkan di halaman judal atau di balik halaman judul.

Pengetikan

Adapun ketentuan pengetikan daftar kepustakaan sbb:

  1. Semua sumber dan singkatan sumber dimuat dalam satu daftar saja.
  2. Sumber-sumber diurutkan berdasarkan abjad nama penulis.
  3. Kalau ada lebih dari satu karya tulis oleh seorang penulis, sumber diurutkan berdasarkan tahun penerbitan.
  4. Baris pertama lebih panjang dari baris lain, yang indensi di sebelah kiri sebesar 1 senti. (Ini memudahkan pembaca mencari nama penulis.)
  5. Nama penulis diakhiri dengan titik .
  6. Tahun terbit diakhiri dengan titik .
  7. Judul diakhiri dengan titik .
  8. Yang paling akhir dalam catatan selalu harus titik .

Ingat !! Daftar kepustakaan sangat membutuhkan ketelitian dalam pengetikan.

Versi sederhana untuk buku

Pengetikan catatan untuk banyak buku agak sederhana, karena tidak ada beberapa jenis rincian. Banyak buku lebih sulit daripada contoh-contoh di bawah ini. Pemakaian rumus dasar untuk catatan daftar kepustakaan di bawah ini harus dikuasai sedini mungkin:

Nama penulis. Tahun penerbitan. Judul. (Kota penerbitan: Nama Penerbit).

Contoh-contoh:

Ariyoso, K. 1983. Dasar-dasar Antropologi. (Surakarta: Penerbit Wisuda).

Intrafachrudi, H. 1981. Etnologi. (Malang: Yayasan Etnologi Jawa).

Marsita, O. 1988. Sejarah Gereja Jawa Tengah. (Semarang: Yayasan Petrus).

Mataheru, G. 1982. Memimpin Kelompok Kecil. (Banjarmasin: Penerbit Murid Sejati).

Patongan, T. 1991. Rusman Widodo: Potret Sastrawan. (Jakarta: Percetakan Rista).

Soekarni, P. 1976. Dogmatika. (Semarang: Yayasan Petrus).

Sumari, J. 1986. Iman Kristen. (Jakarta: Penerbit Alumni).

Tjikroamidjojo, W. 1977. Peranan Pendidikan dalam Perkembangan Kepribadian. (Medan: Universitas Sumatra Utara).

Widodo, A. 1982. Theologia sebagai Ilmu Pengetahuan. (Kudus: Simongan Offset).

Informasi tambahan

Banyak buku harus dilengkapi dengan informasi tambahan sesuai dengan rumus yang lebih lengkap. Rumus lengkap tidak harus dikuasai atau dihafalkan bila menulis makalah pertama. Namun rumus lengkap harus dapat dipakai dengan bimbingan dosen, karena tidak semua buku dalam makalah pertama mengikuti rumus sederhana. Rumus lengkap adalah sebagai berikut:

Nama penulis. Tahun penerbitan. Judul. Beberapa jilid [kalau lebih dari satu]. Nama redaksi, penyusun, penterjemah atau perevisi, seri [kalau ada], nomor atau nama edisi atau cetakan [kalau bukan edisi atau cetakan pertama]. (Kota penerbitan: Nama penerbit).

Contoh:

Budiman, Hermanto. 1995. Melayu, Sanskerta, Arab, Inggeris: Sejarah Etimologi Bahasa Indonesia. Dua jilid, direv. Iwan Koentjoroningrat dan K. Marsono. Cetakan ketiga. (Bandung: Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan, Universitas Jawa Tengah).

Hendrawan, Christanto. 1982. Sejarah Bahasa Indonesia. Dua jilid, direv. Corry Hadinegoro dan K. Martono. Cetakan ketiga. (Bandung: Falkultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan, Universitas Jawa Barat).

Nama penulis

Nama utama harus pertama, misalnya, nama keluarga atau marga. Bagi orang Jawa, it nama terakhir. Jika urutan bagian nama dirubah, maka harus ada koma sesudah nama marga atau keluarga. Kalau tidak ada nama pribadi buku ditulis oleh organisasi, maka nama organisasi harus dipakai. Contoh:

Ariyoso, K.
Indrafachrudi, Harun.
Marsita, O.
Mataheru, Barnabas.
Patongan, T.
Soekardi, Paulus.
Sumari, J.
Tjokromidjojo, W.
Widodo, Adji.

Tahun terbit

Inilah tahun dari edisi. Buku-buku bahasa Indonesia sering direvisi di antara cetakan sehingga ini tahun cetakan harus dicantumkan. Istilah Printing untuk buku-buku Bahasa Inggris tidak boleh disebutkan. Yang penting dalam bahasa Inggris ialah nomor Edition karena edisi menunjukkan bahwa buku itu diubah dari edisi-edisi sebelumnya. Contoh tahun penerbitan:

1956.
1973.
1982.
1984.
1990.

Judul

Judul buku kadang-kadang diberi dalam dua bagian sehingga semua harus diberi. Lihatlah halaman judul untuk judul yang tepat; sampul buku sering tidak lengkap. Bila mengetik judul yang terdiri dari dua bagian, berilah tanda titik dua (:) di antaranya. Contoh:

Agama di Jawa Barat: Suatu Tinjauan
Sastra di Indonesia: Cita-cita dan Realitas

Judul buku diketik dengan huruf miring yang menandai bahwa sumber itu merupakan suatu sumber terendiri, bukan cantuman dalam terbitan lain.

Jilid

Kalau buku terbit dengan lebih dari satu jilid, catatan harus menjelaskan jumlah jilid. Contoh:

Dua jilid
Empat jilid

Nama redaksi, penterjemah dan/atau perevisi

Kalau lebih dari satu proses dari yang tersebut, saudara harus menentukan urutan. Apakah direvisi sebelum atau sesudah diterjemahkan? Contoh satu proses:

Dired. Heri Winoto.
Dit. Erna Sulistyowati.
Direv. P. Margoyuno.

Contoh dua proses:
Dired. Agus Harijati, dit. Y. P. Harsono.
Dit. L. Poeranto, dired. Petrus Saputro.
Dit. Ratnawati, direv. S. Ruswoto.

Contoh tiga proses:
Dired. Y. Samsuri, dit. Stefanus Soedjono, direv. S. Yuwono.

Seri

Penerbit seringkali menerbitkan seri buku. Kalau jelas bahwa buku yang saudara kutip termasuk suatu seri, maka nama seri harus dijelaskan. Contoh:
Seri Perguruan Tinggi
Seri Sosiologi.

Nomor atau nama edisi atau cetakan

  1. Edisi atau cetakan tidak dicantumkan kalau edisi atau cetakan pertama.
  2. Isi buku sering diubah waktu dicetak ulang, sehingga nomor cetakan atau edisi harus diberikan. Contoh:
    Edisi ke-empat.
    Cetakan ke-lima.
  3. Ada juga edisi yang dikenali melalui nama edisi atau tahunnya. Contoh:
    Edisi yang disempurnakan.
    Cetakan 2019.

Ada dua penerbit

Sewaktu-waktu ada dua penebit yang bekerja sama untuk menerbitkan buku. Contoh:
Ariyoso, Agus. 2023. Penelitian dan Ethnografi. (Surakarta: Penerbit Wisuda) (Jakarta: Penerbit Garuda).

Kota penerbitan

Ini juga menolong orang mencari penerbit. Ada keterangan sebagai berikut:

  1. Kalau terbit di Indonesia, berikanlah nama kota saja. Contoh:
    Bandung:
    Malang:
    Jakarta:
    Medan:

  2. Kalau terbit di kota yang sangat besar seperti London atau New York, berikanlah nama kota saja. Contoh: London: New York:

  3. Kalau terbit di Amerika Serikat (tetapi bukan New York), berikanlah nama kota dan singkatan untuk bagian negara, misalnya:
    Ca. berarti California.
    Mi. berarti Michigan.
    Il. berarti Illinois.
    FI. berarti Florida.
    Oh. berarti Ohio.

Contoh:
Chicago, Il.:
Glendale, Ca.:
Ithaca, N.Y.:

Kalau terbit di Inggris atau Skotlandia (tetapi bukan London), berikanlah nama kota dan ‘U.K.’ (yang berarti United Kingdom ). Contoh:
Edinburgh, U.K.:
Birmighram, U.K.:

Kalau terbit di negara lain, berikanlah nama kota beserta nama negara atau singkatan nama negara. Contoh:
New Delhi, Ind.:
Paris, Peranc.:
Napoli, It.:

Nama Penerbit

Pakailah bentuk nama penerbit sebagaimana tertulis di halaman judul.

Adapun beberapa kasus khusus:

  1. Kalau asli tertulis dengan huruf besar, Saudara boleh memakai huruf kecil.
     
  2. Tambahan pada nama boleh dihilangkan. Kalau nama kota diberi sebagai kata akhir dalam nama penerbit, mungkin boleh dihilangkan dari nama penerbit kalau maksudnya hanya untuk menjelaskan kota saja. Misalnya: Moody Press Chicago. Moody Press adalah penerbit. Chicago adalah kota penerbitan bukan sebagian dari nama penerbit. Dalam kasus lain, penerbit menyebutkan nama perusahaan induk. Mislanya Smith books: A Division of the Smith Group Dalam contoh ini, Smith Books cukup sebagai nama penerbit.
     
  3. Semua singkatan, koma, dan titik harus persis sama dengan tulisan di halaman judul. Mislanya:
    BENAR: T. & T. Clarke
    SALAH: T &T. Clarke
    SALAH: T. and T. Clarke
    SALAH: T & T Clarke
     
  4. Ada suatu penerbit tertentu di Amerika menulis namanya dengan tiga cara:
    Wm. B. Eerdmans Publishing Company
    Wm. B. Eerdmans Publishing Co.
    William. B. Eerdmans Publishing Company.

     

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ariyoso, K. 1983. Dasar-dasar Antropologi. (Surakarta: Penerbit Wisuda).

Durasman, Daud. 1986. Peranan Perguruan Tinggi dalam Industri. Seri Perguruan Tinggi, dired. D. Haruman. (Jakarta: Penerbit Garuda).

EAT. Lih. Eksiklopedia Alkitab dan Thelologia.

Ensiklopedia Alkitab dan Theologia. 1989. Edisi kedua. (Medan: Lembaga Pendidikan Theologia).

EPA. Lih. Ensiklopedia Pengetahuan Alkitab.

Hendrawan, Christanto. 1982. Sejarah Bahasa Indonesia. Dua jilid, direv. Corry Hadinegoro dan K. Martono. Cetakan ketiga. (Bandung: Falkultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan, Universitas Jawa Barat).

Indrafacrhudi, H. 1981. Etonologi. (Malang: Yayasan Etnologi Jawa).

Kamus Alkitab. 1983. (Bandung, Penerbit Injili).

KA. Lih. Kamus Alkitab.

Kadir, E. 1977. Hukum dan Anugerah: Theologia Rasul Paulus. Seri Theologia Perjanjian Baru. Dired. A. Djoemena. (Semarang: Yayasan Petrus).

Kadiyati, L.H. 1976. Tafsiran Surat Kolose. Kudus: Simongan offset.

Kamus Alkitab. 1983. (Bandung: Penerbit Injili).

Kamus Theologia Praktis. 1976. (Malang: Penerbit Ezra).

KTP. Lih. Kamus Theologia Praktis.

Marsita, O. 1988. Sejarah Greja Jawa Tengah. (Semararang: Yayasan Petrus).

Mataheru, G. 1982. Memimpin Kelompok Kecil. (Banjarmasin: Penerbit Murid Sejati).

Patagon, I. 1990a. Akreditasi Program Doktor. (Yogyakarta: Yayasan Bina Sarjana).

Patongan, I. 1990b. Akreditasi Program Pasca Sarjana. (Semarang: Lembaga Penelitian Pendidikan).

Patongan, T. 1991. Rusman Widodo: Potret Sastrawan. (Jakarta: Percetakan Rista).

Smith, F. G. 1986. Misiologia. Dit. Ratnawati, direv. S. Ruswoto. (Semarang: Yayasan Petrus).

Soekarni, P. 1976. Dogmatika. (Semarang: Yayasan Petrus).

Sumari, J. 1986. Iman Kristen. (Jakarta: Penerbit Alumni).

Tjokromidjojo, W. 1977. Peranan Pendidikan dalam Perkembangan Kepribadian. (Medan: Universitas Sumatra Utara).

Widodo, A. 1982. Theologia Sebagai Ilmu Pengetahuan. (Kudus: Simongan Offset).