Proposal proyek pendidkan

Ross Woods, 2022

Ini cara menulis proposal untuk meningkatkan mutu pendidikan di suatu sekolah melalui program pembinaan guru. Boleh dikatakan bahwa inti proposal adalah menjawab pertanyaan: “Siapa?” “Dimana?” “Apa?” “Mengapa?” “Kapan?”dan “Bagaimana caranya?”

  1. Garis besar
    1. Sampul depan (judul, nama penulis, tanggal)
    2. Tentang sekolah (lokasi, demografi,dlsb.)
    3. Kebutuhan
    4. Tujuan dengan manfaat yang diharapkan
    5. Metode dan rencana pelaksanaan
    6. Rencana manejemen perubahan
    7. Rencana komunikasi
    8. Perbandingan biaya dan manfaat
    9. Evaluasi resiko
    10. Metode evaluasi proyek
  2. Tuntutan lain
    1. Kebutuhan harus disertai bukti nyata tentang kebutuhan tsb., misalnya tuntutan kurikulum baru, observasi, wawancara, hasil rapat, dlsb. Pendapat atau kemauan pribadi si penulis bukan bukti nyata.
    2. Pengetikan harus sempurna, supaya memberi kesan bahwa proposal sudah matang.
    3. Proposal harus jelas tanpa keterangan lisan, supaya bisa dinilai oleh orang yang belum kenal penulis dan belum tahu latar belakang proyeknya. Karena itu, penilis harus dapat melihat isi proposal dari sudut pandang pembaca. Tidak dapat diasumikan bahwa anda diberi kesempatan menghari rapat untuk memberi penjeslasan lisan dan menjawab pertanyaan bila proposal dievaluasi.
    4. Proposal harus mengantisipasi pertanyaan “Bagaimana seandainya ini terjadi …?”
    5. Berilah kesan bahwa it bukan suatu perubahan melainkan “memperbaiki” atau “meningkatkan.”
  3. Berapa halaman?
    1. Tidak ada peraturan tertentu tentang berapa halaman. Dalam situasi tertentu, proposal pendek memenuhi syarat dan bisa diterima. Dalam situasi lain, proposal harus panjang agar dianggap memenuhi syarat dan diterima.
    2. Sebagai pedoman umum, coba 5 s/d 10 halaman.
    3. Kalau lebih dari sepuluh halaman, berikanlah ringkasan di bagian awal. (Kalau ringkasan ditulis dengan baik, sebagian dari pembaca meras puas dengan membaca ringkasan saja.)
  4. Siapa yang harus menyetujui proposal?
    1. Kelas anda. Dalam program pendidkan, kelas harus mengevaluasi proposal. Misalnya, setiap mahasiswa memberikan “Presentasi Tiga Menit” untuk menyampaikan ide dan menjawab pertanyaan dari teman-teman di kelasnya.
    2. Pemimpin sekolah. Pihak yang berhak mengambil keputusan berbeda sesuai dengan struktur organisasi.
    3. Lembaga pendidikan yang memberi gelar akademis berdasarkan tesis proyek.
    4. Apabila proyek digolongkan penelitian, proposal harus disetujui panitia yang mengawasi etika penelitian.
  5. Mengapa pimpinan/pengurus mungkin menyetujui proposal?
    1. Sangat dibutuhkan
    2. Manfaat nyata
    3. Melihat manfaat yang bisa dipertanggungjawabkan dibanding biaya yang dikeluarkan.
    4. Dlsb.
  6. Mengapa pimpinan/pengurus mungkin menolak proposal?
    1. Kesan pembimbing atau guru “asal sibuk”
    2. Kurang manfaat nyata
    3. Topik belum matang
    4. Mahal
    5. Dlsb.
  7. Mengapa perguruan tinggi mungkin menolak proposal?
    1. Tidak sesuai dengan daftar kompetensi program
    2. Topik belum matang
    3. Tidak disetujui sekolah lokasi proyek
    4. Terlalu singkat/kurang menantang
    5. Terlalu lama
    6. Pengetika tidak memenuhi syarat.
    7. Dlsb.

Tentang proses penulisan proposal

Proposal tidak mungkin ditulis langsung sempurna. Biasanya ada catatan naskah pertama yang disempurnakan secara bertahap.