Cara Menulis Garis Besar

Kalau saudara sudah cukup menyelidiki pokok melaui pembacaan buku-buku, saudara mungkin siap untuk membuat garis besar.

Prinsip pertama: Garis besar harus cocok dengan isi makalah.

Garis besar lebih cocok dengan isi makalah kalau muncul secara alami dari penyelidikan buku-buku. Tema-tema yang paling penting kelihatan dan dapat dikelompokkan.

Banyak urutan makalah dapat saudara pakai. Jangan menggangap bahwa garis besar yang diambil dari contoh yang sempurna pasti cocok. Garis besar itu harus sesuai dengan isi makalah. Dosen tidak akan mengenali jenis urutan yang saudara pilih, tetapi ia akan melihat apakah susunan isi makalah masuk akal.

Prinsip kedua: Garis besar dapat disempurnakan sambil jalan.

Garis besar harus dibuat berdasarkan penyelidikan pokok yang cukup dalam.

Hati-hati!! Mahasiswa kadang-kadang cenderung membuat garis besar terlalu awal. Jangan membuat garis besar belum cukup menguasai pokok, karena garis besar itu harus dibuang dan dibuat lagi sesudah penyelidikan pokok.

Walaupun mahasiswa mungkin sudah cukup menguasai pokok waktu membuat garis besar yang pertama, namun garis besar itu biasanya kurang sempurna. Jangan merasa terikat; garis besar dapat di sempurnakan supaya lebih sesuai dengan isi makalah. Mungkin naskah pertama sudah jadi, lalu baru kelihatan bahwa garis besar tidak cocok. Penulis makalah masih belum terlambat untuk mengubah garis besar.

Prinsip ke tiga: Jangan menjelaskan hal-hal yang sudah cukup jelas.

Penjelasan hal-hal yang dasar mengurangi bobotnya makalah, dan menyelewengkan perhatian pembaca dari penemuan yang dicari. Informasi dasar yang dibutuhkan sebaiknya di tinjau secara singkat. Misalnya, bila membuat makalah tentang penafsiran surat Roma, penulis makalah tidak harus menjelaskan bahwa al kitab terdiri atas 66 buku.

Pertanyaan: Apakah makalah tidak pernah bersifat penjelasan ?

Jawaban “Penjelasan” kalau ada beberapa arti. Bila diartikan “menyampaikan bahan tanpa menambah pengetahuan baru, sebagai alat penjelas supaya pembaca mengerti,” ini tidak boleh. Akan tetapi, bila di artikan “menyampaikan data atau penafsiran dalam bentuk yang mudah di mengerti”. Ya, selalu boleh. Penjelasan dapat berarti “penafsiran” atau “menilai,” misalnya untuk menjalaskan hubungan di antara beberapa gagasan antar pendapat.

Membuat Catatan Garis Besar

Ada dua cara membuat garis besar. Cara yang pertama adalah mencatat topik-topik yang harus dibahas. Catatan ini cocok untuk catatan yang sederhana.

Contoh catatan:

Empat golongan theologia:

— Kealkitaban

—Kesejarahan

—Sistematika

—Ilmu pelayanan

Cara yang ke dua adalah menulis garis besar dalam bentuk kalimat lengkap. Cara ini lebih baik daripada cara yang pertama. Sebutan pokok bahasan kurang jelas tentang apa yang mau di katakana, tetapi kalimat lengkap bersifat pernyataan sehingga lebih jelas apa yang harus di buktikan dan di simpulkan. Kalau saudara macet dalam perencanaan, coba membuat kalimat-kalimat agar saudara sendiri lebih mengerti apa yang mau dibuktikan.

Contoh

→ Theologia dapat di golongkan menjadi empat golongan:

  1. Kealkitaban adalah penafsiran al kitab beserta bidang-bidang pengetahuan pendukung, seperti arkeologi.
  2. Kesejarahan gereja berperan untuk menyelidiki perkembangan doktrin-doktrin Kristen serta penerapan.
  3. Theologia tersusun adalah perumusan doktrin-doktri Kristen,beserta ajaran etika.
  4. Ilmu pelayanan adalah penyelidikan tentang pelayanan gerejani serta dasar-dasar theologia untuk masing-masing bidang theologia.

Beberapa Jenis Garis Besar

Semua jenis urutan dalam daftar di bawah ini dapat di susun dengan susunan isi makalah:

  1. Urutan waktu.
  2. Pembuatan definisi, di mana unsur-unsur batasan harus di pertimbangkan.
  3. Pola logika tertentu.
  4. Analisa unsure demi unsur atau segi demi segi.
  5. Perbandingan.
  6. Memuncak menjelang penutup.
  7. Dari tempat ke tempat secara geografis.
  8. Dari yang sudah di ketahui kepada yang belum diketahui.
  9. Dari yang belum diketahui kepada yang sudah di ketahui.
  10. Dari yang sederhana kepada yang majemuk.
  11. Dari yang majemuk kepada yang sederhana.
  12. Dari masalah kepada penyelesaiannya.
  13. Dari pertayaan kepada jawaban.
  14. Dari khusus kepada umum.
  15. Dari umum kepada khusus.
  16. Dari sebab kepada akibat.
  17. Dari kakibat kepada sebab.
  18. Dari yang tidak begitu penting kepada yang lebih penting.

Dari semua jenis yang tersebut, perbandingan harus dikomentari. Mahasiswa kadang-kadang hanya memberi daftar persamaan atau perbedaan, atau penyampaian kesimpulan orang lain. Makalah perbandingan harus memberi kesimpulan tentang dinamika atau prinsip hubungan di antara apa yang dibandingkan.

Misalnya, mahasiswa makalah tentang tergantungan surat Roma pada theologia perjanjian lama. Ia tidak boleh menyimpulkan, “Di antara surat Roma dan theologia perjanjian lama terdapat banyak persamaan.” Contoh kesimpulan yang berharga:

“Surat Roma dengan sengaja memanfaatkan unsure-unsur tertentu dari theologia perjanjian lama.”

“Di dalam aspek X, Surat Roma berisi theologia yang baru tidak tergantung pada teologia perjanjiaan lama.”

Wakaupun ada 1001 kemungkinan, inilah beberapa contoh garis besar yang dapat menolong saudara. (Contoh-contoh ini tidak cukup lengkap untuk dipakai dalam salah satu makalah saudara. Semua contoh ditulis sebagai sebutan pokok saja bukan kalimat pertayaan).

Contoh no. 1

Kesimpulan utama: Pada intinya, A dan B adalah sama.

  1. Pendahuluan
  2. Perbedaan di antara A dan B
  3. Persamaan yang pertama
  4. Persamaan yang kedua
  5. Persamaan yang ke tiga
  6. Penutup

Contoh no. 2

Kesimpulan utama: Ajaran tertentu harus diterapkan berdasarkan prinsip dasar tertentu.

  1. Pendahuluan
  2. Dasar alkitabiah: tinjauan beserta tafsiran yang mendetail
  3. Hasil pengamatan di lapangan
  4. Perbandingan study kasus
  5. Penutup

Contoh no. 3

Kesimpulan utama: Hubungan di antara kitab A dan kitab B

Menghasilkan penemuan baru, yang berguna untuk exsegese.

  1. Pendahuluan
  2. Hubungan pendahuluan di antara kitab A dan kitab B
  3. Keadaan sejarah
  4. Arti istilah-istilah tertentu dalam bahasa alkitab asli
  5. Implikasi untuk penafsiran
  6. Penutup

Contoh no. 4

Kesimpulan utama: suatu hal terdiri dari tiga unsiure utama.

  1. Pendahuluan
  2. Pra-anggapan
  3. Unsur utama yang pertama
  4. Unsur utama yang kedua
  5. Unsur utama yang ketiga
  6. Pemaduan unsur
  7. Penutup

Contoh no. 5

Kesimpulan utama: tinjauan dan penilaian memungkinkan merumuskan teori baru.

  1. Pendahluan
  2. Tinjauan buku-buku berhubungan dengan pendapat yang mau dinilai, beserta analisanya
  3. Penilaian pendapat tersebut
  4. Perumusan teori baru
  5. Penutup (termasuk beberapa implikasi)