Cara Menyusun Isi Makalah

Di bawah ini ada penjelasan tentang setiap bagian makalah. Karena terdapat persamaan di antara bentuk paragraf, makalah sangat sederhana dan makalah lebih jelas kita mulai dengan bentuk paragraf.

Bentuk paragraf

Kalimat pertama dalam paragraf khusus untuk menyebutkan topik paragraf, atau menyampaikan inti atau maksud dari paragraf. Kalimat ini harus:

  1. Berupa kalimat dengan kata kerja. (Banyak mahasiswa menulis topik tanpa kata kerja, sehingga tidak berupa kalimat.)
  2. Singkat. Sebaiknya panjangnya tidak melebihi 10-15 kata saja.
  3. Sederhana. Kalimat ini tidak boleh berisi lebih dari satu pikiran utama, yang umumnya terwujud dengan satu kata kerja utama. Dengan cara ini, paragrap mempunyai hanya satu tujuan.
  4. Jelas. Andai kata saudara tidak dapat menggungkapkan maksud dalam satu kalimat pendek, kemungkinan besar saudara sendiri belum memahaminya dengan jelas dan tepat.
  5. Menunjukan arah pemikiran paragraf. Kalimat ini menjad petunjuk awal supaya pembaca mengerti tujuan paragrap.

Semua kalimat lain dalam suatu paragraf merupakan bukti-bukti, contoh-contoh, uraian, atau bahasan. Apabila isi berupa bukti-bukti atau contoh, maka bukti atau contoh harus di beri satu-persatu, dan umumnya diurutkan dari yang paling penting ke yang paling tidak penting, atau sebaliknya. Kalau isi berupa uraian atau bahasan, maka isi harus mengikuti uraian logis yang mudah diikuti pembaca.

Paragraf yang terlalu panjang untuk dibaca dengan mudah boleh dipotong menjadi beberapa kalamat yang lebih pendek. Bila sangat panjang sekali, paragraf yang kedua itu dapat dimulai dengan kalimat penhubung yang memberi arah, misalnya, beberapa unsur lain juga terwujud… Atau pendapat tersebut terdapat dalam sumber lain pula. Selain itu, paragraf yang sangat panjang kadang-kadang memerlukan kalimat penutup, sebagai kesimpulan, supaya pembaca diingatkan kembali tentang tujuan paragraf itu.

Bentuk Makalah yang Paling Sederhana

Susunan makalah yang paling sederhana hanya sedikit lebih sukar dari paragrap:

  1. Kalimat pembukaan memberi kesimpulan, supaya makalah terarah kepada tujuan.
  2. Paragraf-paragraf sesudah itu memberi bukti-bukti satu per satu, lengkap dengan unsur-unsur pendukungnya. Paragraf bukti-bukti ini diurutkan sesuai prinsip yang sama seperti isi paragraf.
  3. Kalimat kesimpulan menggungkapkan arah yang semula dengan kata-kata lain, supaya pembaca tahu bahwa makalah sudah mencapai tujuannya. (Lihatlah contoh di akhir bab ini.)

Bentuk makalah biasa

Kalau saudara sudah menguasai cara menyusun isi paragraf dan makalah sederhans, maka tidak sulit menulis makalah biasa, karena prinsip-prinsipnya masih sama. Sebuah makalah umumnya terdiri dari paragraf. Pokok yang selalu penting dan panjang untuk satu paragraf yang boleh terungkap sebagai bentuk makalah yang paling sederhana yang tersebut penganti paragraf, sehingga fungsinya sama seperti paragraf. Di akhir bab ini ada contoh makalah biasa. Urutan isi adalah sebagai berikut:

Pendahuluan. Pendahuluan menjelaskan masalah yang di hadapi. Permasalahan ini tidak merupakan bagian tersendiri melainkan bagian utama dari pendahuluan. Apabila masalah sangat majemuk sehingga harus ada bagian makalah lain yang khusus, maka bagian makalah lain itu bukanlah permasalahan melainkan analisa.

Pendahuluan memberi kesimpulan supaya makalah mempunyai arah. Cara lain (umumnya lebih sukar) untuk memberi petunjuk awal tentang arah makalah, adalah dengan keterangan tujuan dan maksud, atau hipotesa.

Pendahuluan untuk makalah yang lebih panjang dan ilmiah dapat mencantumkan pra-anggapan, luasnya dan batasnya pokok serta alasannya, batasan istilah-istilah khusus, batas daftar kepustakaan, dan pendekatan. Tiga kesalahan dalam pendahuluan:

  1. Memberi batasan untuk banyak istilah biasa. Hanya istilah ilmiah yang bermakna dua perlu batasan.
  2. Menulis prakata pribadi dalam pendahuluan.
  3. Tidak memberi arah yang cukup jelas dan terfocus.

Penyanggahan

Bagian kedua dalam sebuah makalah sering kali menjadi penyanggahan atan pembelaan. Penulis makalah harus membela kesimpulannya terhadap tiga macam argumen:

  1. Pemahaman yang keliru tentang kesimpulan atau pendekatan makalah. Kekeliruan sering muncul bila pembaca tidak tepat dalam penafsiran pokok atau menggunakan praduga yang keliru.
  2. Pendapat lain yang berlawanan dengan kesimpulan saudara.
  3. Tafsiran data yang keliru. Data-data tertentu mungkin harus ditafsirkan lagi agar pembaca melihat bahwa data itu tidak bertentangan dengan kesimpulan saudara.

Penyanggahan dijalankan dengan urutan tertentu. Untuk setiap argumen berlawanan dan dan pemahaman keliru, saudara harus memberi garis besarnya secara tepat dan ringkas, tanggapan Saudara yaitu alasan-alasan mengapa pendapat itu tidak dapat diterima, atau mengapa pemahaman itu kurang tepat.

Mulailah dengan argumen berlawanan yang paling kuat atau pemahaman keliru yang paling kuat dari yang belum ditanggapi, dan seterusnya sampai kepada yang paling lemah. Urutan ini bermaksud untuk menghilangkan tantangan paling besar terlebih dahulu, untuk menguatkan argumentasi sesudahnya.

Argumen berlawanan yang lebih kuat diuraikan dan dinilai secara lebih lengkap, sedangkan yang kurang kuat tidak harus boleh terlalu panjang. Umumnya tanggapan saudara harus lebih panjang daripada penjelasan garis besar pendapat lain.

Tanggapan Saudara harus lebih panjang daripada ringkasan argument berlawanan, agar pendapat saudara lebih diutamakan (dan lebih dipercayai) daripada ajaran yang dianggap tidak benar.

Sewaktu-waktu saudara harus mengalah dalam hal-hal kecil. Asalkan kesimpulan semula masih bertahan, kesimpulan makalah menjadi lebih kuat dan mudah dipercayai karena di beri definisi yang lebih mendetail dan lengkap. Begitu juga penulis terhindar dari pertanyaan yang terlalu umum.

Hindarilah kesalahan ini dalam pembelaan:

  1. Memberi pembelaan bila tidak perlu. Banyak makalah tidak membutuhkan pembelaan.
  2. Menggunakan bukti-bukti utama dalam pembelaan sehingga tidak dapat dipakai dalam pembuktian.
  3. Membuat-buat tanggapan. Penulis tidak selalu dapat memberi tanggapan yang baik; ini tidak penting kalau pembuktiannya cukup kuat, dan kesimpulan masih kuat.
  4. Tanggapan tidak tepat, sehingga tidak menghilangkan tantangan yang dihadapi.
  5. Tafsiran tantangan kurang tepat.

Susunan isi pembelaan ada beberapa kemungkinan:

Pertanyaan: Bagaiman kalau salah satu argumen berlawanan itu ternyata lebih kuat daripada kesimpulan makalah?

Jawaban:| Anggaplah kesimpulan itu gagal sehigga harus dibuang. Mulailah sekali lagi dengan kesimpulan baru yang sesuai dengan bukti yang paling kuat. Dalam kasus dimana kesimpulan baru sudah cukup dibahas dan dibuktikan dalam buku-buku lain, mungkin Saudara harus merubah pokok atau memilih pokok yang baru.

Pembuktian

Dalam beberapa pedoman, bagian ini disebut uraian atau pembahasan. Istilah uraian dapat diartikan analisa sehingga mudah menghasilkan banyak penjelasan yang kurang terarah. Istilah pembahasan sedikit lebih baik, walaupun hanya menyiratkan bahwa pokok sedang dibahas. pembuktian, mungkin lebih cocok karena unsur bahwa bagian itu bertujuan untuk membuktikan suatu kesimpulan.

Hati-hati!

  1. Istilah meyakinkan tidak berarti bahwa makalah boleh berisi himbauan emosionil. Cara yang lebih baik untuk meyakinkan seseorang melalui makalah adalah memberi bukti-bukti yang cukup kuat dan obyektif.
  2. Peralihan dari pembelaan ke pembuktian harus tidak terasa oleh pembaca-pembaca dalam makalah biasa.

Urutan biasa untuk bagian ini adalah mulai dengan bukti yang paling lemah, tetapi masih dapat diterima. Setelah itu, penulis maju dari paragraf ke paragraf dengan menjalankan setiap bukti yang semakin kuat sampai bukti yang paling kuat. Dari sudut pandang seorang pembaca, ini sangat meyakinkan. Kadang-kadan urutan yang lebih cocok lagi adalah mulai dengan yang paling rendah dan berakhir dengan yang paling lemah. Ini sangat tergantung kepada bahan-bahan saudara; kalau bukti yang kuat juga bersifat penjelas maka harus didahulukan supaya bagian-bagian lain dapat menjadi jelas pula.

Prinsip di atas berlaku lagi—pantaslah bukti yang tidak begitu kuat tidak banyak diberi penjelasan, sedangkan bukti-bukti yang lebih kuat di uraikan secara lengkap. Untuk mengetahui mana yang paling kuat dan mana yang paling lemah sangat tergantung pada pengertian saudara akan pokok makalah.

Bagian ini lebih terlalu panjang dari bagian pembelaan untuk menekankan kesimpulan yang di buktikan daripada pendapat-pendapat lain yang menyainginya.

Pertanyaan: Apakah keseluruhan makalah dapat bersifat pembelaan?

Jawaban: Seluruh makalah boleh bersifat penyanggahan, tetapi kesimpulan akan berbeda. Contoh kesimpulan makalah yang terutama bersifat pembelaan adalah: Pendapat A lebih mudah dipertanggung jawabkan daripada pendapat lain tentang pokok itu.

Penutup

Fungsi penutup ialah untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa makalah sudah mencapai tujuannya. Penutup dimulai dengan kalimat kesimpulan yang sama isinya dengan kalimat kesimpulan yang sama isinya dengan kalimat kesimpulan di pendahuluan, tetapi diunggkapkan dengan kata-kata lain.

Ada beberpa cara untuk menangani sisa penutup. Cara yang paling mudah adalah meninjau isi makalah secara ringkas dalam satu atau dua kalimat saja, untuk memperkuat kesan bahwa karangan sudah mencapai tujuannya. Penutup jenis ini tidak boleh bersifat ringkasan yang kaku; tujuannya hanya untuk mengingatkan pembaca tentang apa yang di baca.

Cara yang lain yang cukup mudah ialah memakai pendahuluan sebagai pedoman. Kesimpulan memperkuat kesan kepada bahwa makalah sudah sampai menyelesaikan masalah yang di timbulkan dalam pendahuluan.

Kadang-kadang, penutup perlu ditambah kalimat terakhir sesudah isi penutup. Kalimat ini sukar ditulis karena harus bersifat suatu penerapan yang umum, tetapi tidak pribadi, dan tidak memunculkan pokok bahasan yang baru.

Hindarilah tiga kesalahan ini dalam penutup:

  1. Memberi saran dalam makalah, karena makalah bukanlah laporan karya.
  2. Memberi kesimpulan dalam bagian terpisah dari penutup. Makalah mempunyai hanya satu kesimpulan saja yang terungkap dalam satu kalimat saja, sehingga tidak pantas diberi bagian tersendiri.
  3. Memberi banyak kesimpulan samping atau kesimpulan antara dalam penutup. Ini memberi kesan bahwa makalah kehilangan arah. Kesimpulan samping atau kesimpulan antara adalah kesimpulan paragraf atau bagian, dan cukup di dalam bagian itu.