Mahasiswa di kampus yang pertama-tama belajar cara menulis paper lebih cenderung kepada penelitian perpustakaan. Maksud bab ini adalah supaya pemakaian sumber tertulis dapat menjadi seefesien mungkin.
Selama menulis paper dan menggunakan perpustakaan, Saudara seharusnya belajar cara untuk menghargai buku. Memang satu tanda penting dari kesarjanaan adalah menghargai buku, apakah milik orang lain atau milik Saudara sendiri.
Jangan menandai buku yang Saudara pakai, misalnya jangan menggaris bawahi, mencoret-coret, membuat tanda-tanda di pinggir halaman, membuka buku sehingga punggung dapat rusak, atau merobek atau melipat halaman. Jangan menyimpan buku secara tercecer, atau di tempat dimana buku dapat basah, kotor, atau diambil oleh anak kecil.
Apabila buku ditandai atau rusak, akibat bagi saudara sangat berat. Banyak kerusakan kecil tidak dapat diperbaiki sehingga pemakai perpustakaan dikenakan denda; kalaupun dapat diperbaiki , ia harus membayar biayanya. Kalau buku milik perpustakaan menjadi hilang atau terlalu rusak , maka kepala perpustakaan berhak menuntut pembayaran sesuai dengan harga buku baru. Dengai itupun masalahnya belum tentu beres. Untuk membeli buu baru sering sukar karena buku itu tidak dicetak lagi, sehingga perpustakaan mungkin membeli buku lain dengan isi yang mirip. Akan tetapi, banyak buku dalam golongan bahan mentah tidak dapat di beli lagi, sehingga perpustakaan kehilangan suatu sumber dalam golongan yang paling berguna untuk penelitian.
Kalau buku itu adalah milik saudara sendiri, saudara sendiri yang rugi. Lama kelamaan buku itu tidak dapat dipakai atau dijual karena coretan dan lain-lain. Kesimpulannya jelas—hargailah buku-buku.
Kemungkinan besar kebiasaan mahasiswa masa kini sudah lebih baik daripada mahasiswa pada masa 1990an. Artikel Kompas (1990, hlm. 1, 16) pernah melaporkan hasil survei di suatu universitas terkemuka di Indonesia. Hasilnya sangat mengejutkan:
Mencari buku sering tidak mudah. Waktu menulis paper, saudara menjadi ahli mencari buku di perpustakaan. Saudara harus dapat mencari buku dan artikel jurnal. Buku-buku tentang satu bidang selalu digolongkan dan disimpan bersama-sama. Dengan hanya membaca kartu-kartu catalog dan meninjau buku-buku di rak, maka buku-buku dala bidang itu beserta tekanan judul-judulnya segera jelas.
Suatu cara lain menolong orang mencari informasi yang mirip, tetepai terdapat dalam buku yang agak berbeda. Misalnya, mungkin saudara mulai dengan pokok penelitian berhubungan dengan al kitab. Carilah pokok itu dengan kon kordansi dan kamus al kitab, supaya mendapat ayat-ayat lain berhubungan dengan pokok. Ayat-ayat itu menjadi dasar untuk mencari tinjauan lama dan baru, buku tafsiran, dan kamus bahasa Ibrani dan Yunani, dan buku tentang latar belakang Alkitab. Hampir semua buku itu (kalau bersifat sarjanawi) akan berisi daftar kepustakaan yang menerangkan secara lengkap artikel jurnal dan buku-buku lain yang paling penting dan yang berhubungan dengan pokok penelitian.
Cara yang hampir sama dapat dipakai dalam bidang selain ke al kitaban. Untuk paper yang menyangkut satu segi ke al kitaban, cara di atas mungkin berguna. Daftar kepustakaan selalu penting karena menjelaskan buku-buku dan altikel lain tentang topik itu.
(Berdasarkan STBI, t.thn., 818, 819.)
Banyak mahasiswa belum dapat membaca buku secara efektif. Sebelum membaca, tentukanlah waktu untuk membaca supaya konsentrasi tidak akan terganggu.
Waktu mulai membaca sebuah buku, bacalah pendahuluan dan daftar isi agar tahu pendekatan penulis dan bagian-bagian yang mungkin releven untuk makalah.
Berusahalah untuk menambah kecepatan membaca dengan cara-cara di bawah ini:
Sambil membaca, bertanyalah dalam hati:
Ingatlah Tanda Kunci!!!!
Suka membaca.
Pemahaman akan pokok.
Kemampuan untuk berpikir secara mandiri.
Sambil membaca, catatlah hal yang penting. Jangan percaya kepada ingatan Saudara.
Pikirkanlah pokok yang sudah dipilih. Dengan pengertian yang semakin lengkap, Saudara mungkin dapat menyempitkan pokok itu supaya lebih baik. Memang penyempitan yang baik memerlukan pengetahuan tentang bidang pengetahuan ini.
Agar mempermudah penulisan naskah pertama yang baik, catatan harus cukup lengkap, jelas dan ditulis dalam kalimat lengkap.
Suatu cara yang baik adalah kartu yang masing-masing mempuyai satu pikiran atau kutipan. Banyak kutipan buku perlu dicatat secara lengkap, ditambah dengan judul, nama penulis, penerbit, tahun dan lokasi buku supaya buku itu mudah dicari lagi. Nanti bila siap untuk menulis naskah kasar, semua kartu tersebut mudah disusun secara logis menurut rencana garis besar.
Waktu pemikiran pokok penelitihan dan membaca buku, pasti banyak pikiran dan tanggapan yang timbul yang harus dicatat supaya tidak terlupa. Mulai dari tahap paling awal dalam pembacaan buku, buatlah catatan lengkap tentang:
Tulislah semua pikiran yang tersebut diatas dalam bentuk kalimat lengkap supaya jelas. Nanti, kartu ini dapat disaringkan; ada yang dapat dikembangkan, ada yang berguna sebagaimana adanya, ada yang perlu diubah sedikit, dan ada yang akan dibuang. Catatan ini sangat penting dalam penulisan naskah.
Kadang-kadaang, lebih praktis membuat fotocopy dari sumber, asalkan data lain tetap disalin, misalnya, tentang judul, penulis, dsb.
Contoh-Contoh Kartu:
Program baru yang mulai terlalu besar sering gagal.
Faktor penyebab adalah kekurangan guru, buku-buku, yang kurang cocok, dan keuangan yang tidak stabil.
W. Sarkapati Evaluasi Program Pendiikan Jakarta: Lembaga Pendidikan Nusantara, 1983. hlm. 23.
Mahasiswa sering bertanya, Berapa buku harus dibaca?
Jawaban: Cukup untuk menarik sebuah kesimpulan yang terbukti. Sebagai prinsip umum, Saudara sebaiknya membaca setiap buku tentang pokok itu yang tersedia. Selain itu, pemaikaian sumber harus seimbang, yaitu tidak tergantung pada beberapa sumber saja melainkan mempunyai dasar yang luas dan kuat. Kalau persediaan buku tidak cukup untuk membuktikan kesimpulan yang berharga, maka pokok itu kurang cocok.
Pada dasarnya ada tiga golongan sumber. Pada tahap penulis makalah pertama sebagai mahasiswa, penguasaan golongan pertama sudah cukup. Mahasiswa senior dan penulis tesis harus dapat membedakan di antaranya serta menguasai pemakaian bahan mentah. Tiga golongan adalah sebagai berikut: