Pemilihan pokok makalah atau karya penelitian sering menjadi tanda tanya bagi mahasiswa. Tugas mahasiswa lebih mudah kalau dosen menyediakan pokok atau judul, tetapi mahasiswa sering harus mematangkan pokok itu agar memungkinkan makalah yang baik. Selain itu, mahasiswa kadang-kadang diberi kebebasan memilih pokok sendiri, sehingga ia perlu menguasai caranya.
Dalam Bab Dua tercantum beberapa syarat untuk pokok makalah yang tidak harus dibahas lagi:
Ini hampir sama dengan prinsip “Pada intinya masalah hanya satu.” Saudara pasti akan bingung kalau mencoba meneliti beberapa pokok masalah yang berbeda sekaligus. Kalau harus memilih pokok masalah untuk karya tulis, banyak mahasiswa cenderung memberi daftar hal-hal menarik yang tidak erat hubungannya satu dengan yang lain. Perhatian! Banyak makalah kurang bermutu karena pokok masalah yang dipilih terdiri dari beberapa masalah. Mahasiswa dapat membuang banyak waktu dalam hal ini. Misalnya, pernah ada orang yang harus membuang data sebanyak seribu wawancara, karena pada intinya skripsinya terdiri dari dua pikiran yang terpaksa dipisahkan.
Pertanyaan atau hipotesa
Ada beberapa cara mengungkapkan pokok makalah, yang menolong dalam penentuan pokok makalah. Yang pertama adalah masalah yang intinya satu pertayaan saja yang berpusatkan satu kata kerja saja. Pertanyaan itu harus belum dapat dijawab dengan pasti. Sebaiknya pertayaan itu mulai dengan “Apakah benar bahwa … ” , supaya saudara mudah untuk menilainya dengan menentukan jenis jawaban. Kalimat lain yang cocok adalah “Mengapa … ?” asalkan jawabanya akan bersifat pertimbangan sebab-musabab, bukan hanya daftar penyebab saja.
Pertayaan yang diawali dengan “Apakah benar bahwa … ?” mudah dijadikan hipotesa. Hipotesa dapat menjadi petunjuk arah yang cukup jelas, karena tujuan makalah adalah untuk menilai benar-tidaknya hipotesa utama. Sebuah hipotese adalah sebuah kalimat pernyataan yang memenuhi syarat sebagai berikut:
Di bawah ini ada dua contoh pokok makalah dalam bentuk pertanyaan dan bentuk hipotesa:
Pertayaan | Hipotesa |
---|---|
Apakah benar bahwa Negara Israel dibagi pada jaman hakim-hakim menjadi bagian utara dan bagian selatan? | Negara Israel dibagi pada jaman hakim-hakim menjadi bagian utara dan selatan. |
Apakah benar bahwa program latihan pemimpin dalam keterampilan administrasi diperusahaan A lebih berhasil dari perusahan B karena faktor program latihan kerja? | Program latihan pemimpin dalam keterampilan administrasi diperusahaan A lebih berhasil dari perusahan B karena faktor program latihan kerja? |
Judul
Cara lain untuk menyampaikan pokok masalah adalah dengan judul. Ini tidak salah kalau judul memenuhi syarat-syarat tertentu. Banyak mahasiswa merasa judul adalah cara yang paling mudah, tetapi kesulitannya tersembunyi. Kesulitan pertama ialah bahwa judul perlu disempurnakan sesuai dengan penyelidikan pokok masalah, agar setruktur dan isi sesuai dengan pemahaman yang lebih lengkap. Yaitu mahasiswa boleh membuat judul sementara, tetapi tidak dapat memastikan judul yang matang terlalu awal dalam proses penulisan paper.
Dalam judul, inti masalah biasanya tersirat tetapi tidak jelas, sehingga dengan adanya judul saja, mahasiswa masih marus menafsirkannya. Lihatlah contoh-contoh dibawah ini:
Ada beberapa kemungkinan tentang maksud dua contoh ini, misalnya pokok dimaksudkan sebagai studi penafsiran yang berimplikasi, atau, pokok merupakan studi prinsip penerapan. Hal relevensi kelihatan lebih dari implikasi saja, dan dimaksudkan merupakan bagian integral dari pokok, namun masih mengurangi kesatuan masing-masing pokok.
Kekaburan ini dikarenakan adanya dua pokok pikiran utama dalam masing-masing contoh. Yang pertama adalah “konsep Negosiasi dalam Teori Wilcock” dan “konsep Goldingay tentang penelitian kualitatif”. Pokok pikiran utama yang kedua menyangkut prinsip-prinsip penerapannya di perusahaan. Dalam pokok judul yang berhubungan dengan penerapan, tersirat bahwa konsepsi dasar sudah cukup jelas dalam buku lain atau mudah ditafsirkan dalam bagian awal makalah. (Sebaiknya dua contoh ini masing-masing menjadi dua makalah.)
Penelitian yang baik selalu berguna dan berfungsi, apakah sebagai tahap persiapan untuk pelaksanaan praktis ataupun sebagai cara untuk mengembangkan pengetahuan teortis dalam suatu bidang.
Apakah Saudara sungguh-sungguh ingin tahu? Kalau pokok membosankan Saudara, mungkin pembaca turut bosan pula nanti. Penulis yang berminat mengambil topik tertentu, mungkin merasa terdorong oleh suatu keyakinan bahwa pokok masalah itu sangat menarik dan penting. Tulislah dalam catatan pribadi alasan mengapa Saudara menganggap pokok masalah penting.
“Sesuai dengan kemampuan penulis” ada beberapa arti:
Pada kesan pertama, mahasiswa yang pertama kalinya belajar menulis makalah merasa tidak sangup menulis seribu lima ratus kata. Akibatnya, ada yang mau memilih pokok masalah yang seluas-luasnya walaupun tidak mungkin dapat di tangani secara mendalam. Justru sebaliknya, cara yang memungkinkan karya tulis yang berbobot dan mendetail adalah pokok masalah yang sempit dengan batas-batas yang jelas.
Makalah sering mendapat nilai rendah karena pokok makalah tidak sesuai dengan petunjuk dosen. Seandainya dosen memberi suatu masalah untuk ditanggapai dalam makalah, maka makalah harus mengambil suatu segi dari masalah tersebut. Pada prinsipnya, bertanyalah kepada dosen kalau pokok masalah kurang jelas.