Pokok Makalah

Pemilihan pokok makalah atau karya penelitian sering menjadi tanda tanya bagi mahasiswa. Tugas mahasiswa lebih mudah kalau dosen menyediakan pokok atau judul, tetapi mahasiswa sering harus mematangkan pokok itu agar memungkinkan makalah yang baik. Selain itu, mahasiswa kadang-kadang diberi kebebasan memilih pokok sendiri, sehingga ia perlu menguasai caranya.

Dalam Bab Dua tercantum beberapa syarat untuk pokok makalah yang tidak harus dibahas lagi:

  1. Pilihlah masalah yang belum terselesaikan.
  2. Pokok masalah harus menilai sesuatu, terutama dalam mempertimbangkan pro dan kontra.

Pilihlah satu masalah saja, bukan beberapa masalah yang kait-mengait.

Ini hampir sama dengan prinsip “Pada intinya masalah hanya satu.” Saudara pasti akan bingung kalau mencoba meneliti beberapa pokok masalah yang berbeda sekaligus. Kalau harus memilih pokok masalah untuk karya tulis, banyak mahasiswa cenderung memberi daftar hal-hal menarik yang tidak erat hubungannya satu dengan yang lain. Perhatian! Banyak makalah kurang bermutu karena pokok masalah yang dipilih terdiri dari beberapa masalah. Mahasiswa dapat membuang banyak waktu dalam hal ini. Misalnya, pernah ada orang yang harus membuang data sebanyak seribu wawancara, karena pada intinya skripsinya terdiri dari dua pikiran yang terpaksa dipisahkan.

Pertanyaan atau hipotesa

Ada beberapa cara mengungkapkan pokok makalah, yang menolong dalam penentuan pokok makalah. Yang pertama adalah masalah yang intinya satu pertayaan saja yang berpusatkan satu kata kerja saja. Pertanyaan itu harus belum dapat dijawab dengan pasti. Sebaiknya pertayaan itu mulai dengan “Apakah benar bahwa … ” , supaya saudara mudah untuk menilainya dengan menentukan jenis jawaban. Kalimat lain yang cocok adalah “Mengapa … ?” asalkan jawabanya akan bersifat pertimbangan sebab-musabab, bukan hanya daftar penyebab saja.

Pertayaan yang diawali dengan “Apakah benar bahwa … ?” mudah dijadikan hipotesa. Hipotesa dapat menjadi petunjuk arah yang cukup jelas, karena tujuan makalah adalah untuk menilai benar-tidaknya hipotesa utama. Sebuah hipotese adalah sebuah kalimat pernyataan yang memenuhi syarat sebagai berikut:

  1. Kalimatnya berpusatkan satu kata kerja saja.
  2. Hipotesa mengusulkan suatu penyelesaian masalah.
  3. Kebenaraannya belum diketahui.
  4. Hanya satu hipotesa utama dalam satu karya tulis.
  5. Hipotesa dapat dinilai untuk mengetahui apakah benar atau tidak.

Di bawah ini ada dua contoh pokok makalah dalam bentuk pertanyaan dan bentuk hipotesa:

Pertayaan Hipotesa
Apakah benar bahwa Negara Israel dibagi pada jaman hakim-hakim menjadi bagian utara dan bagian selatan? Negara Israel dibagi pada jaman hakim-hakim menjadi bagian utara dan selatan.
Apakah benar bahwa program latihan pemimpin dalam keterampilan administrasi diperusahaan A lebih berhasil dari perusahan B karena faktor program latihan kerja? Program latihan pemimpin dalam keterampilan administrasi diperusahaan A lebih berhasil dari perusahan B karena faktor program latihan kerja?

 

Judul

Cara lain untuk menyampaikan pokok masalah adalah dengan judul. Ini tidak salah kalau judul memenuhi syarat-syarat tertentu. Banyak mahasiswa merasa judul adalah cara yang paling mudah, tetapi kesulitannya tersembunyi. Kesulitan pertama ialah bahwa judul perlu disempurnakan sesuai dengan penyelidikan pokok masalah, agar setruktur dan isi sesuai dengan pemahaman yang lebih lengkap. Yaitu mahasiswa boleh membuat judul sementara, tetapi tidak dapat memastikan judul yang matang terlalu awal dalam proses penulisan paper.

Dalam judul, inti masalah biasanya tersirat tetapi tidak jelas, sehingga dengan adanya judul saja, mahasiswa masih marus menafsirkannya. Lihatlah contoh-contoh dibawah ini:

  1. Konsepsi Negosiasi dalam Teori Wilcock dan Relevansinya Terhadap Perusahaan-perusahaan Impor Expor.
  2. Konsepsi Goldingay Tentang Penelitian Kualitatif dan Relevensinya Terhadap Program Etnografi dalam Perusahaan.

Ada beberapa kemungkinan tentang maksud dua contoh ini, misalnya pokok dimaksudkan sebagai studi penafsiran yang berimplikasi, atau, pokok merupakan studi prinsip penerapan. Hal relevensi kelihatan lebih dari implikasi saja, dan dimaksudkan merupakan bagian integral dari pokok, namun masih mengurangi kesatuan masing-masing pokok.

Kekaburan ini dikarenakan adanya dua pokok pikiran utama dalam masing-masing contoh. Yang pertama adalah “konsep Negosiasi dalam Teori Wilcock” dan “konsep Goldingay tentang penelitian kualitatif”. Pokok pikiran utama yang kedua menyangkut prinsip-prinsip penerapannya di perusahaan. Dalam pokok judul yang berhubungan dengan penerapan, tersirat bahwa konsepsi dasar sudah cukup jelas dalam buku lain atau mudah ditafsirkan dalam bagian awal makalah. (Sebaiknya dua contoh ini masing-masing menjadi dua makalah.)

Pokok masalah dalam penelitian harus penting.

Penelitian yang baik selalu berguna dan berfungsi, apakah sebagai tahap persiapan untuk pelaksanaan praktis ataupun sebagai cara untuk mengembangkan pengetahuan teortis dalam suatu bidang.

Apakah Saudara sungguh-sungguh ingin tahu? Kalau pokok membosankan Saudara, mungkin pembaca turut bosan pula nanti. Penulis yang berminat mengambil topik tertentu, mungkin merasa terdorong oleh suatu keyakinan bahwa pokok masalah itu sangat menarik dan penting. Tulislah dalam catatan pribadi alasan mengapa Saudara menganggap pokok masalah penting.

Pokok masalah harus sesuai dengan kemampuan penulis.

“Sesuai dengan kemampuan penulis” ada beberapa arti:

  1. Kesimpulan harus dapat dibuktikan. Penuli harus bertanya, “Apakah mungkin membuktikan suatu kesimpulan yang menyelesaikan masalah?” Kalau ternyata masalah tidak mungkin diselesaikan dengan penelitian, pokok masalah ini harus dibuang.
  2. Pokok-pokok tertentu menuntut kemampuan untuk membaca dan memahami buku dalam bahasa lain, misalnya Bahasa Inggris. Kalau Saudara belum dapat, sebaiknya pokok itu tidak dipilih. Pokok lain sangat baik tetapi langsung menuntut kemampuan akademis yang melebihi daya paham Saudara.
  3. Pokok masalah harus sesuai dengan kemampuan akademis mahasiswa. Beberapa mahasiswa memilih pokok masalah yang terlalu mudah karena malas memilih pokok masalah yang lebih berat. Sebagian memilih pokok masalah yang terlalu sulit. Lebih baik memilih pokok masalah yang sedikit lebih muda (tetapi masih sangat penting) daripada pokok masalah yang sangat sukar tetapi tidak mungkin dapat dikerjakan dengan baik.
  4. Buku-buku harus cukup. Mahasiswa bertanggung jawab untuk menentukan apakah persediaan buku cukup untuk pokok masalah pilihannya. Kalau pokok masalah tidak mungkin karena kekurangan buku, maka pokok masalah itu harus di buang biarpun mungin sangat penting dan menarik.

Pokok harus sesuai dengan panjangnya makalah.

Pada kesan pertama, mahasiswa yang pertama kalinya belajar menulis makalah merasa tidak sangup menulis seribu lima ratus kata. Akibatnya, ada yang mau memilih pokok masalah yang seluas-luasnya walaupun tidak mungkin dapat di tangani secara mendalam. Justru sebaliknya, cara yang memungkinkan karya tulis yang berbobot dan mendetail adalah pokok masalah yang sempit dengan batas-batas yang jelas.

Pokok harus sesuai dengan keterangan dosen tentang tugas.

Makalah sering mendapat nilai rendah karena pokok makalah tidak sesuai dengan petunjuk dosen. Seandainya dosen memberi suatu masalah untuk ditanggapai dalam makalah, maka makalah harus mengambil suatu segi dari masalah tersebut. Pada prinsipnya, bertanyalah kepada dosen kalau pokok masalah kurang jelas.